Rek ayo rek
mlaku-mlaku nang Suroboyo (Artinya, Teman ayo teman jalan-jalan
di Surabaya).....Begitulah gaya khas celotehan warga Surabaya. Suatu awal yang bagus mengingat di Surabaya memang
sudah lama sekali merindukan adanya taman hiburan baru semacam ini.
Sejak jauh-jauh hari, gema kehadiran SCMN ini telah terdengar di
telinga saya. Saya menyempatkan diri untuk menuju tekape begitu
mendapat info bahwa SCNM dibuka.
SCNM merupakan
taman bermain yang hanya buka dimalam hari saja (Jam Buka 16.00
- 24.00). Berlokasi di Surabaya Selatan, tepatnya di Jalan Ahmad Yani
No. 333 (Bundaran Waru). Dari segi lokasi cukup mudah untuk dicari
karena berdekatan dengan pintu keluar tol Waru-Juanda, dan gerbang
keluar selatan kota Surabaya.
Sebagai warga yang
baik, untuk membeli tiket masuk kudu antri ya. Berapa sich harga
tiket masuknya ? Pertanyaan sama yang selalu terlontar dibenak
penggemar jalan-jalan seperti saya. Pikiran istri saya yang sedang
mengantri pun juga demikian, apalagi harga tiketnya diberitakan
berkisar Rp. 15Rb - Rp. 25Rb (hmm, suatu hal yang tidak pasti). Namun
begitu di depan loket terjawab sudah, harga tiket masuk saja Rp.
15Rb, tapi jika membeli setelah jam 18.00, harga tiketnya Rp. 20Rb
(kalau Weekend, mungkin Rp. 25Rb), makanya datang lebih awal
he...he...he. Tidak ada tiket terusan, dan siap-siap aja merogoh
kantong lebih dalam lagi untuk naik di setiap wahana di dalamnya
Anak-anak gratis dech asal tinggi badannya kurang dari 80 cm.
Tiket masuk sudah
ditangan, saatnya masuk nich. Eit... tunggu dulu, masih saja selalu
teringat, kebiasaan kalo beli makanan/minuman di dalam taman hiburan
pastilah harganya berlipat, jadi alangkah baiknya kalo
hm....he..he..he dasar pengiritan (atau pelit). Pada kenyataannya, memang beli minuman di dalam seharga Rp.
7.5Rb - 10Rb / 500 ml, nah lho. Sayangnya, petugas pintu masuk selalu
memeriksa setiap pengunjung yang membawa tas. Jadi kalo bawa tas dan
berisi makanan berat atau minuman, siap-siap aja gak diijinkan dibawa
masuk. Berhubung tidak diberlakukannya tiket terusan, jadi saya hanya
akan membahas beberapa wahana yang bener-bener gratis hehehe, dan
yang menarik aja ("menarik" menurut versi saya), ye.
Galeri Suroboyo
Pandangan pertama
ketika sudah berada di dalam area, adalah sebuah bangunan bertuliskan
Galeri Suroboyo, replika dari gedung Siola, gedung warisan budaya yang
berada di ujung sebelah utara jalan Tunjungan. Secara tersirat,
pengunjung seolah-olah diajak bernostalgia sesuai lagu khas surabaya,
rek ayo rek mlaku-mlaku nang Tunjungan.
Sempatkan untuk
masuk di Galeri Suroboyo berlantai 2 ini, selain gratis, bisa
melihat-lihat pernik-pernik khas dan perkembangan kota Surabaya.
Begitu masuk ke dalam, kami mendapati barisan nama dan foto walikota
yang pernah memimpin Surabaya dari pertama hingga terkini, yaitu Ibu
Tri Rismaharini, masuk ke dalam lagi terlihat angkutan rakyat, Becak.
Sebelum lanjut naik ke lantai dua, perhatikan dinding-dinding, yang
penuh papan bergelantungan berisi tulisan dengan gaya bahasa khas
warga Surabaya. Masuk lagi ke ruang bundar, terdapat foto-foto wajah
Surabaya. Naik ke lantai 2, ada beberapa monitor yang memperlihatkan
kondisi lalu lintas beberapa ruas jalan di Surabaya secara
live, ada juga suguhan makanan khas Surabaya, seperti tahu
tek, lontong balap, kupang lontong, rujak cingur, namun sayangnya
hanya bisa dipandangi dan gak bisa dimakan karena hanya replika
terbuat dari plastik.
Turun dari gedung,
silahkan menoleh ke kanan untuk melihat penampakan gedung Monumen
Pers Perjuangan Surabaya, yaitu replika gedung yang berada di ujung
selatan Jalan Tunjungan. Jam sudah menjelang makan malam, mampir dulu
di Gubernuran Dine in & Show atau WIndows Of Surabaya, di Food
Court ini kami bisa makan sembari menikmati untaian acara hiburan
musik, ludruk bahkan srimulat yang muncul silih berganti di panggung.
Yang repotnya untuk membeli makanan disini, kita harus antri lagi
untuk beli kupon, herannya mau beli kupon makanan aja, lama amat
antrinya,
ini nich yang perlu mendapat perhatian pengelola, maju terus.
Kampung Dolanan, Kampung Arab dan Kya-Kya
Setelah
sejenak melepas lelah, kita berjalan terus hingga menjumpai 3 ikon
khas surabaya, yaitu Kampung Dolanan, ya sesuai namanya disinilah
tempat bermain anak-anak seperti Komedi Putar (aka Carousel),
berbagai stan permainan ketangkasan seperti lempar gelang, lempar
bola, menendang bola, timbang menimbang, dan seperti biasanya
disediakan hadiah boneka bagi yang beruntung. Supaya tidak
menghabiskan waktu, saya lewatkan dulu. Saya menuju ikon berikutnya
yaitu, Kampung Arab, yang ternyata berisi stan-stan jualan camilan
dan barang-barang souvenir, demikian pula dengan Kya-kya, masih dalam
satu blok hanya beda penampakan gerbang saja, blok ini pula yang
disebut sebagai Night Market.
Rumah Kinclong
Disebelah dalam
blok Night Market, terdapat suatu wahana bernama Rumah Kinclong,
tiket masuknya Rp. 15Rb. Sesuai namanya "kinclong" yang
berarti mengkilap seperti iklannya pasta gigi yang memamerkan gigi
disertai bunyi "cling" (susah amat penjelasannya ya). Di area ini sarat dengan lampu-lampu neon fluorescent berwarna
warni. Saya sendiri tidak masuk kedalamnya karena belum tertarik. Apa
isi didalam Rumah Kinclong, kalo dilihat di TV peraga yang disediakan
di depan loket, terlihat seperti permainan cahaya-cahaya laser yang
dipantulkan kesana kemari. Silahkan coba sendiri aja hehehe.
Art & Wax House
Pernah tahu spot
wisata khas yang berisi patung lilin "Madame Tussauds" di
Bangkok / Hongkong atau lukisan seni 3D ala "Art in Paradise di
Pattaya" (kalo belum tahu baca blog saya ketika wisata di
Pattaya) ? SCNM pun mengklaim telah membuat tiruan wahana seperti
itu, diberi nama Wahana Art & Wax House. Sambil melewati
stan-stan penjual pernik-pernik dan souvenir, melangkah kearah
satu-satunya jalan yang menuju ujung dimana wahana tersebut berada.
Langkah kaki terhenti di area kecil seputar pintu masuk wahana ini.
Cukup unik juga, disini dipajang patung raksasa tiruan Piala Oscar
serta coba perhatikan lantai di dekat tiket penjualan, kita akan
menemukan beberapa keramik yang bergambar bintang, nich critanya mau
bikin hand print (cetakan tangan) bintang film seperti yang ada
di Avenue of Stars nya Hongkong.
Sampai disini, saya
tergiur untuk masuk dan pengin tahu seperti apa isinya. Untuk pertama
kalinya saya wajib beli tiket untuk masuk wahana berbayar ini.
Lagi-lagi, kita harus antri di depan loket yang areanya bisa dibilang
sempit, beruntung sich tidak banyak yang antri (mungkin tiketnya
lumayan mahal kali, dibandrol Rp. 25Rb hehehe). Bentuk tiket masuknya
seperti uang monopoli, dipecah-pecah menjadi nilai Rp. 5Rb, Rp. 10Rb,
Rp. 15Rb, dan Rp. 20Rb.
Tiket saya berikan
petugas pintu masuk, tanpa perlu antri lagi untuk masuk dan siapkan
kamera yang mumpuni. Tra..la..la.. begitu masuk langsung menjumpai
sederetan lukisan 3D didinding dan ternyata memang dibuat mirip
dengan "Art in Paradise" yang pernah saya kunjungi
sebelumnya, namun dengan lukisan yang berbeda. Anak-anak dan istri
bersorak-sorailah tanpa dikomando langsung pasang eksyen di setiap
lukisan yang dijumpai wk..wk..wk. Disesi ini hanya foto yang bisa
berkata-kata, silahkan simak sendiri :)
Kalo kehabisan ide
mau berpose kayak apa, bisa melihat dulu di foto-foto sebelah lukisan
sebagai petunjuk praktis, bagaimana cara bergaya di depan lukisan
3D tersebut. Tiap lukisan ada foto petunjuknya, silahkan aja
ditiru.
Setelah puas
berpose dengan latar belakang lukisan 3D, kini saya memasuki ruangan
tempat kumpulan patung-patung replika tokoh-tokoh dunia, artis,
aktor, olah ragawan yang katanya terbuat dari wax (lilin), eh
kayaknya terbuat dari fiber tuh. Lanjutkan adegan tanpa malu-malu
disini, dengan berpose bersama patung dan silakan menilai sendiri
mirip atau kagak (menurut saya sich selain Mr. Bean, pada gak mirip
blas, tapi menghibur xi..xi..xi).
Masih ada
beberapa patung seperti Charlie Chaplin, Albert Einstein, Tokoh tokoh
pendiri ASEAN, Valentino Rossy (pembalap motor GP), Christiano
Ronaldo (pemain sepak bola). Hampir 2 jam saya berkutat di dalam
ruangan ini untuk berfoto ria, apalagi beberapa kali lampu penerangan
didalam sempat padam. Secara keseluruhan wahana ini cukup
menghibur.
Wahana Outdoor
Keluar dari Art
& Wax House, saya berjalan lagi ke area yang lebih lapang dengan
berbagai permainan yang menantang, seperti Munyer Ser, Ferrish
Wheel, Tambang Mas Coaster, Roda Gila, Orbiter, Montor Edan, Go Kart,
Omah Mumet, Gondal Gandul, Uber-uberan (semua namanya khas bahasa
Suroboyoan). Untuk harga dari masing-masing wahana ini berbeda-beda,
silahkan lihat papan petunjuknya disetiap wahana.
Perang Laser
Kalo pernah melihat
film Star Wars, pasti sudah tahu adegan kontak senjata di dalam film
tersebut yang menggunakan sinar laser. Sebenarnya permainan perang
laser ini bukan hal baru lagi, namun jika tertarik bisa membeli
tiketnya seharga Rb. 30Rb dulu, sebelum mampir ke gedung wahana
perang laser. Pengunjung yang tidak ikut main bisa ikutan menyaksikan
tim-tim yang berperang di dalam arena yang gelap gulita tersebut dari
samping.
Untuk bermain
di arena perang laser bisa melihat-lihat dulu perlengkapan senjata
yang dipakai, dan arena tempat bermainnya yang gelap gulita.
Cinema 4D
Saya sekeluarga
lebih tertarik untuk ke wahana sebelahnya yaitu menonton film 4D,
tapi sayang sekali judul film yang hendak diputar dan terpampang di
gedung wahana ini tampaknya tidak menarik, di atas gedung ada poster
filmnya berjudul "Battle In Outer Space". Justru yang bisa
membuat orang penasaran adalah kalimat dibawahnya yang berbunyi
"Iki film paling suangar sing kudu mbok delok, rasa'no dewe
sensasine...Mek ono nang kene rek...!!!" (Ini film paling unik
yang harus kamu liat, rasakan sendiri sensasinya. Hanya ada di sini
teman" begitu kira-kira artinya)
Berhubung pada
pengin, ya udah saya suruh ikut antri aja, hingga 4 putaran saya
masih belum beranjak masuk. Sistem antrinya yang satu baris dan
menumpuk ke arah dinding sebelum berputar menuju ke pintu masuk yg
hanya satu, menyebabkan ruang yang tidak begitu besar menjadi penuh
sesak. Tanpa AC / kipas angin membuat semua pengunjung menjadi gerah
dan kepanasan, untung aja pas ngantri gak ada pengunjung yang pingsan.
Saya hanya membayangkan seandainya pintunya lebih dari 1 (seperti
pengalaman nonton 4D di Legoland) sehingga antrian bisa masuk secara
paralel, tentu akan lebih nyaman. Di putaran ke 5, saya sekeluarga
baru bisa masuk ruang pertunjukannya.
Seperti film 3D,
4D, 5D lainnya, ketika masuk kita harus mengambil kacamata 3D nya.
Gedung pertunjukan mampu menampung 60 orang saja (terdapat 5 baris
kursi dengan masing-masing baris berisi 12 kursi) . Film mulai
diputar, ya... ternyata judulnya Dracula....tapi karakternya kartun
dan isi ceritanya masih menarik juga. Kursi pun bergoyang kesana
kemari dan semprotan air dari pinggir lengan kursi sesekali
mengiringi jalan cerita di film tersebut. Overall cukup puas kecuali
sistem antriannya.
Wahana Indoor
Waktu sudah
menunjuk jam 22.30 sekeluar dari nonton film 4D. Saya masih punya
waktu untuk berkeliling, selain 4 wahana indoor yang sudah saya
sebutkan, masih ada beberapa wahana indoor lainnya, yaitu, Lampion
KBS, Sepor Sirkus, Beskop 360, Pirate Ghostship yang tentu tidak
semuanya bisa saya masuki satu persatu mengingat waktu yang tersedia
tidak mencukupi ditambah lagi harus antri di masing-masing wahana
tersebut. Jadi akhirnya saya harus tebang pilih untuk mendahulukan
wahana Kids Kingdom sebagai tujuan berikutnya, hiburan anak-anak.
Kids Kingdom
Sesuai namanya,
area ini lebih dikhususkan untuk tempat bermain anak-anak kecil. Yang
lebih menarik lagi, ada didalam gedungnya, sesuatu yang dibuat mirip
seperti model theme park "Kidzania". Kalo belum tahu apa
itu Kidzania, silahkan tanya mbah google. Setelah saya tiba di
dalamnya, ternyata sudah sepi, banyak yang sudah pulang, ya jelas aja
kan sudah jam 23.00, anak-anak kecil sudah pada pulang pengin bobok.
Saya tanya mengenai aturan main kepada petugasnya, dan dijelaskan
beli tiket masuknya Rp. 75Rb, bisa digunakan sepuasnya hari itu juga
persis seperti sistem yang dipakai Kidzania.
Tidak seperti
Kidzania yang mengandalkan sponsorship sehingga semua didesain
mendekati aslinya, sedang di sini sepertinya tidak, sehingga tidak
perlu kecewa jika terkesan seadanya. Sampai sejauh ini eksplorasi
saya terhadap tempat hiburan baru di Surabaya ini. Waktu sudah hampir
menunjuk pukul 24.00, tiba saatnya kembali ke pulau kapuk alias
pulang.
Untuk keluar dari
area taman hiburan ini, kita harus kembali lagi ke arah jalan pintu
masuk tepatnya di depan gedung Monumen Pers Perjuangan Surabaya dan
ambil lorong sebelah kiri. Tidak seperti di area permainan yang
petunjuknya jelas, di area ini sepertinya petunjuk arah keluanya gak
ada, sehingga banyak pengunjung yang keliru jalan, kembali ke pintu
masuk, dan tentu saja terkunci.